RI Waspadai WNI Akibat Konflik Saudi dengan Lebanon 

Ahad, 12 November 2017 | 12:35:57 WIB

Metroterkini.com - Kementerian Luar Negeri RI terus mengamati perkembangan situasi warga Indonesia (WNI) dan keamanan di Lebanon, pasca pernyataan Menteri Urusan Teluk Arab Saudi, Thamer al-Sabhan, yang menyebut bahwa Lebanon telah menyatakan deklarasi perang terhadap Arab Saudi.

“Selain terus mengamati perkembangan situasi, Kementerian Luar Negeri juga terus melakukan langkah antisipasi, antara lain dengan mendata ulang WNI yang berada di Lebanon, dan mengintensifkan komunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Beirut,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan, Sabtu (11/11).

Saat ini terdapat 155 WNI di Lebanon. Termasuk keluarga staf KBRI Beirut serta pelajar dan mahasiswa. Selain itu terdapat 1.296 anggota Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) asal Indonesia yang bernaung di bawah misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

Menurut Kementerian Luar Negeri, keamanan Lebanon bukan hanya penting bagi WNI di Lebanon, tetapi juga sekitar seribu WNI yang masih berada di Suriah.

Hal ini lantaran Lebanon merupakan satu-satunya pintu keluar yang aman dari Suriah.

Saat berlangsungnya konflik di Suriah pada 2012-2014, sedikitnya tujuh ribu tenaga kerja wanita (TKW) di Suriah, dievakuasi ke Lebanon dan ditampung di KBRI Beirut, sebelum diterbangkan ke Indonesia.

Perdana Mentri Lebanon Saad Hariri secara mengejutkan mengumumkan pengunduran diri pada Sabtu (4/11) lalu. Hariri mengaku nyawanya terancam. Mantan PM Lebanon itu kini diyakini bersembunyi di Saudi.

Presiden Lebanon Michel Aoun yakin Hariri 'diculik' Saudi.  Dia juga menduga Hariri telah mendapat impunitas dari Kerajaan Arab Saudi.  

Menteri Urusan Teluk Arab Saudi, Thamer al-Sabhan, yang menyebut bahwa Lebanon telah menyatakan deklarasi perang terhadap Arab Saudi, Minggu (5/11). Sebaliknya  pemimpin Hizbullah di Lebanon menuding Arab Saudi-lah yang membunyikan genderang perang, Jumat (10/11). [cnn]

Terkini